It Wasn’t Me #SaveMaryJane

First they came for the Socialists, and I did not speak out—
Because I was not a Socialist.

Then they came for the Trade Unionists, and I did not speak out—
Because I was not a Trade Unionist.

Then they came for the Jews, and I did not speak out—
Because I was not a Jew.

Then they came for me—and there was no one left to speak for me.

Pastor Martin Niemöller

Saya menolak hukuman mati, untuk kejahatan apapun, dan akan terus menyuarakan penolakan terhadap hukuman ini. Namun saya juga menyadari bahwa hukuman mati masih merupakan bagian dari bentuk hukuman yang berlaku di negara ini.

Tapi kasus #MaryJane dan juga beberapa terpidana mati bukanlah semata mengenai hukuman mati. Namun bagaimana hak mereka untuk mendapatkan proses peradilan yang bersih dengan tujuan membuka kebenaran atas kasus yang didakwakan kepada mereka telah dinodai dengan inkompetensi aparat hukum dan lebih lanjut, hak asasi mereka untuk mendapatkan perlakuan yang sama di depan hukum, sudah diinjak-injak.

Dan sangat mudah untuk merampas hak hukum mereka, buruh migran, didakwa dengan kasus terkait narkoba. Sangat mudah mengabaikan fakta ada pihak-pihak yang terlibat dalam kasusnya yang harus dimintai keterangan untuk mengetahui peran apakah yang dijalankan seorang #MaryJane, seorang kurir atau korban trafficking yang dijebak ke dalam distribusi obat terlarang.

Bukan tanpa alasan Deklarasi HAM PBB menempatkan buruh migran sebagai kelompok masyarakat yang rentan mengalami pelanggaran HAM bersama perempuan, anak dan pengidap HIV. Kita pun baru saja melihat bagaimana WNI telah dipancung di Arab Saudi tanpa perlakuan hukum yang layak. Fakta-fakta yang kelihatannya sudah dilupakan oleh Joko Widodo sebagai Presiden yang seharusnya mengemban amanat untuk melindungi seluruh warga negara Indonesia sesuai dengan konstitusi.

Puisi Pastor Martin Niemöller diatas ditulis menggambarkan situasi pada masa pemerintahan Nazi di Jerman. Bagaimana sebuah tirani dibangun, dengan membungkam kelompok minoritas paling lemah. Secara bertahap & sistematis merampas hak asasi mereka sampai satu titik berhasil membungkam dan menginjak-injak hak keseluruhan warga negara.

Bila tidak ada langkah yang dilakukan, maka besok Mary Jane akan dieksekusi. Dan negara akan menjadi aktor pelanggar HAM (lagi)

Apakah kita akan diam sampai negara berhasil membungkam suara kita? Sampai kapan kita akan membiarkan hak-hak kelompok terlemah & minoritas diinjak-injak negara? Apakah kita semua akan diam sampai suatu hari hak kita atau hak orang yang kita kasihi, menjadi sasaran?

Sayangnya, seperti yang ditulis dalam bait terakhir puisi Pastor Niemöller diatas, saat itu terjadi, sudah tidak ada lagi yang bisa bersuara untuk membela kita.


About this entry